PRASATI SMA N 12 MERANGIN
Selamat datang di blog SMA Negeri 12 Merangin, Sekolah Berwawasan Lingkungan
SMA N 12 MERANGIN JUARA LPI TINGKAT PROVINSI JAMBI
Tim sepak bola SMAN 12 Merangin keluar sebagai juara liga pendidikan indonesia (LPI) tingkat SMAN se Provinsi Jambi dan berhak bertarung di LPI tingkat nasional yang di akan diselenggarakan di Banten september mendatang.
Sabtu, 30 Juli 2011
PP SAKA BHAYANGKARA
SANDI AMBALAN
FLU BABI ADALAH SALAH SATU ALASAN MENGAPA ALLAH MENGHARAMKAN MAKAN BABI
Artikel ini saya ambil dari tulisan Harun Yahya dari situsnya : http://www.harunyahya.com/indo
Agar kita bisa memperhatikan dari bahayanya Flu Babi.
Selamat membaca :
FLU BABI ADALAH SALAH SATU ALASAN MENGAPA ALLAH MENGHARAMKAN MAKAN BABI
Babi adalah salah satu di antara makanan-makanan yang Allah haramkan dalam Al Qur’an. Seorang Muslim sejati akan menunjukkan keteguhan dalam menaati perintah dan larangan Allah sekalipun ia tidak mengetahui hikmah di balik itu. Namun jika Allah menghendakinya, Dia juga dapat memperlihatkan kepada kita hikmah di balik sesuatu yang telah Dia haramkan. Peningkatan cepat baru-baru ini pada kasus flu babi, sebuah penyakit mematikan, adalah satu di antara alasan mengapa memakan babi adalah haram.
Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus “H1N1” dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Seperti halnya virus flu pada manusia, virus flu babi terus-menerus berubah dalam tubuh babi. Saluran pernapasan babi memiliki penerima (reseptor) yang peka terhadap virus-virus seperti flu babi, flu manusia dan flu burung. Karena alasan itu, babi memperbesar kemungkinan virus-virus baru muncul di saat semua jenis virus itu tertularkan secara bersamaan. Virus A/H1N1, sebuah gabungan dari virus flu manusia, babi dan burung, hanya muncul pada penerima-penerima (reseptor) yang terdapat dalam saluran pernapasan babi; dengan kata lain, babi berperan sebagai sarang bagi virus-virus untuk bergabung bersama (berpadu). Karena manusia tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap virus tersebut dan karena penyebarannya sangatlah cepat, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa penyakit tersebut bakal menyebar di luar kendali sebagai sebuah wabah.
Salah satu sisi paling menakutkan dari penyakit tersebut adalah kesamaannya dengan “Flu Spanyol” yang membawa kematian lebih dari 50 juta orang antara bulan September 1918 dan Juni 1920. Virus AH1N1 adalah penyebab penyakit tersebut pada kedua kasus itu. Flu Spanyol juga awalnya ditularkan kepada manusia dari babi-babi di Amerika, dari situ flu tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia, menjadi salah satu wabah terburuk dalam sejarah. Karenanya, jika flu babi tidak bisa dikendalikan, terdapat bahaya bahwa flu babi akan menyebar ke seluruh dunia.
Al Hadits Mengisyaratkan Bahwa Babi Akan Dimusnahkan di Zaman Akhir
Empat belas abad lalu, Nabi kita, Muhammad SAW, mengisyaratkan bahwa babi-babi akan dimusnahkan di Zaman Akhir:
Imam Mahdi (as) akan datang sebagai hakim adil … ia akan membunuh babi dan membagikan harta benda, tapi karena keberlimpahan mereka tak seorang pun akan menerimanya. |
Hadits ini menunjukkan bahwa akan ada pembunuhan massal babi-babi di masa Imam Mahdi (as). Bahkan, negara-negara mungkin harus menempuh jalan pembunuhan massal babi-babi demi mencegah penyebaran flu babi jika hal itu menjadi wabah yang mengancam seluruh dunia. Mesir malahan sudah mulai membunuh babi-babi dalam rangka melindungi diri terhadap penyakit itu. Hadits Nabi kita SAW menyatakan bahwa adalah penting untuk membunuh babi-babi, sumber flu babi, sama seperti pihak berwenang mengeringkan rawa-rawa yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk-nyamuk, yang juga senantiasa menyebarkan penyakit.
Sebagaimana telah disebutkan, saluran pernapasan babi memainkan peran utama dalam kemunculan penyakit berbahaya ini. Hal itu hanyalah satu di antara sejumlah alasan di balik pengharaman Allah memakan babi. Ada banyak hikmah lain di balik Allah mengharamkan penggunaan babi. Sebagiannya dapat disebutkan sebagai berikut:
Babi mengandung belerang dengan kadar tinggi
Karena babi mengandung belerang dengan kadar tinggi, ketika dimakan maka sejumlah besar belerang diserap tubuh. Jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti infeksi persendian ketika belerang menumpuk di dalam tulang rawan, otot dan saraf; pengapuran dan hernia. Ketika babi dimakan secara teratur, jaringan ikat lunak dari babi menggantikan tulang rawan keras di dalam tubuh. Akibatnya, tulang rawan menjadi tidak mampu menopang bobot badan, yang pada akhirnya membawa pada kelainan persendian.
Babi mengandung hormon pertumbuhan dalam jumlah berlebih
Hormon pertumbuhan dalam kadar berlebihan yang tercerna melalui daging babi mengakibatkan pembengkakan dan kelainan bentuk jaringan. Hal itu dapat menimbulkan penimbunan lemak secara tiba-tiba dan berlebihan. Orang yang memakan babi pada umumnya memiliki bahaya lebih besar mengidap kegemukan. Hal itu berkemungkinan mendorong pertumbuhan yang tidak wajar pada tulang hidung, rahang, tangan dan kaki. Hal paling berbahaya mengenai hormon pertumbuhan dalam jumlah berlebih adalah bahwa hal ini membuka jalan bagi munculnya kanker.
Memakan daging babi menyebabkan penyakit kulit
Zat yang dikenal sebagai “histamin” dan “imtidazol” pada daging babi menyebabkan gatal berlebihan. Zat-zat ini juga membuka jalan bagi penyakit-penyakit kulit menular seperti eksem, dermatitis dan neurodermatitis. Zat-zat ini juga meningkatkan bahaya terjangkiti bisul, radang usus buntu, penyakit kantung empedu dan infeksi pembuluh darah nadi. Karenanya, para dokter menyarankan penderita penyakit jantung agar menghindari makan babi.
Memakan babi menyebarkan cacing trichina
Cacing-cacing trichina yang dicerna melalui daging babi memasuki peredaran darah melalui lambung dan usus dan menyebar ke seluruh tubuh. Cacin trichina terutama mendiami jaringan otot pada daerah rahang, lidah, leher, tenggorokan dan dada. Cacing ini menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot gerak mengunyah, berbicara dan menelan. Hal ini juga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah balik (vena), meningitis dan infeksi otak. Kasus-kasus parah bahkan dapat berujung pada kematian. Sisi paling berbahaya penyakit ini adalah tidak adanya obat untuk menyembuhkannya. Berjangkitnya wabah cacing trichina telah diamati dari waktu ke waktu di Swedia, Inggris dan Polandia, walaupun sudah dilakukan pengawasan kesehatan hewan.
Babi sangatlah berlemak dan mengandung zat-zat beracun
Babi sangatlah berlemak. Ketika dicerna, lemak tersebut memasuki peredaran darah dan menyebabkan pengerasan pembuluh darah nadi, meningkatkan tekanan darah dan serangan jantung (coronary infarct). Selain itu, babi mengandung suatu racun yang dinamakan “Sutoxin.” Kelenjar getah bening dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan racun ini dari tubuh. Hal ini ditandai dengan membengkaknya kelenjar getah bening, khususnya pada anak-anak. Jika penyakit ini berlanjut, semua kelenjar getah bening akan membengkak, suhu badan naik dan rasa sakit mulai terjadi.
Ini hanyalah secuil bagian hikmah di balik pengharaman Allah memakan babi. Allah juga menunjukkan kepada kita hikmah pengharaman ini dengan menciptakan flu babi di Zaman Akhir. Bagi orang beriman yang tulus, sekalipun tidak memahami mengapa Allah mengharamkan hal apa pun, kewajiban utamanya adalah menjaga batas yang telah ditetapkan-Nya. Namun dengan adanya wabah baru-baru ini Allah memberitahukan kepada kaum beriman satu bagian lagi dari hikmah itu.
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
1. Pengertian Fungsi
B.Î A dipasangkan dengan tepat satu y ÎFungsi atau pemetaan adalah suatu relasidari himpunan A ke Himpunan B dalam hal ini setiap x
B.®Suatu fungsi biasanya dinyatakan dengan huruf kecil, seperti f, g dan h. Suatu fungsi f dari A ke B ditulis dengan f:A
Mis.
A B Ket.
a. domainnya adalah {a, b, c, d }
b. kodomainnya adalah { 1,2,3, 4}
c. range adalah { 2, 3 }
2. Sifat-Sifat Fungsi
a. Fungsi Surjektif
Suatu fungsi dengan daerah hasil sama dengan daerah kodomainnya disebut fungsi surjektif atau fungsi onto
B disebut funsi surjektif jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau Rf¬¬¬ = B®Fungsi f:A
A B
b. Fungsi Injektif
Sebuah fungsi dengan setiap anggota domain yang berbeda mempunyai peta yang berbeda disebut fungsi injektif.(Fungsi satu-satu).
A dan a1 ≠ a2, maka berlaku f(a1) ≠ f(a2).Î B disebut fungsi injektif jika dan hanya jika untuk setiap a1, a2 ®Fungsi f : A
A B
c. Fungsi Bijektif
B denga A = {3, 4, 5} dan B = { a, b, c} dinyatakan dengan pasnagan berurutan f = {(3, a), (4, b), (5, c)}. Disebut fungsi sutrjektif karena range fungsi f sama dengna kodomain fungsi f atau Rf ¬¬ = B.®Misalkan fungsi f : A
A B
B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi f sekaligus fungsi surjektif dan injektif.®Fungsi f : A
B. Operasi Aljabar pada Fungsi
Misalkan ditentukan fungsi f(x) dan g(x) maka dapat dituliskan operasi aljabar untuk fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut,
1. ¬(f + g) (x) = f(x) + g(x)
2. (f – g ) (x) = f(x) – g(x)
3. (f x g) (x) = f(x) x g(x)
4. (x) =
Contoh.
Diketahui f(x) = x¬¬¬2 + 3x – 1 dan (f + g)(x) = x2 + 5. tentukan g(x)
Jawab.
(f+g)(x) = f(x) + g(x)
x2 + 5 = (x2 + 3x – 1 ) + g(x)
g(x) = (x2 + 5) – (x2 + 3x – 1)
g(x) = x2 + 5 – x2 – 3x + 1
g(x) = -3x + 6
C. Fungsi Komposisi
1. Pengertian Fungsi Komposisi
Misalkan fungsi f dirumuskan dengan f(x) = x+ 1 dan g dirumuskan dengan g(x) = x2.
Dengan menggunakan rumus f(x) = x + 1, untuk
f(1) = 1 + 1®x = 1
f(2) = 2 + 1®x = 2
f(t) = t + 1®x = t
jika x diganti dengan g(x), diperoleh
f(g(x)) = g(x) + 1
= x2 + 1
Misalkan fungsi h(x) = f(g(x)) = x2 + 1.
Fungsi h(x) yang diperoleh dengan cara di atas, dinamakan fungsi komposisi g dan f. fungsi ini ditulis dengan f o g, dibaca “ f bundaran g”.
Dengan cara yang serupa, diperoleh
g(f(x) = g( x + 1 )2
= (x + 1)2
Fungsi g(f(x)) selanjutnya ditulis sebagai (g o f)(x)
C dengan g(b) = c. komposisi fungsi f dan g, ditulis g o f (dibaca : g bundara f ) adalah suatu fungsi yang ditentukan dengan aturan® B, dengan f(a) = b dan fungsi g : B ®Misalkan fungsi f : A
(g o f)(a) = g(f(a))
Pengerjaannya dilakukan pada fungsi f terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan fungsi g. hal ini dapat dituliskan (g o f)(a) = g(f(a)).
Contoh :
Diketahui f(x) = 3x + 5 dan g(x) = 2x – 7. Tentukan
a. (f o g )(3)
b. (g o f )(-2)
Jawab :
1) Ada dua cara untuk menentukan nilai dari suatu fungsi komposisi.
a. Cara pertama
Dengan menentukan fungsi komposisinya terlebih dahulu
(f o g )(x) = f(g(x))
= f(2x – 7)
= 3(2x – 7) + 5
= 6x – 21 + 5
= 6x – 16
Untuk memperoleh nilai (f o g )(3), subtitusikan nilai x = 3 ke (f o g )(x), yaitu (f o g )(3) = 6(3) – 16 = 2
Jadi (f o g )(3) = 2
b. Cara kedua
Kita ketahui bahwa (f o g )(3) = 2
Untuk itu, terlebih dahulu kita cari g(3), yaitu g(3) = 2(3) – 7 = -1
Jadi, (f o g )(3) =f(g(3))
= f(-1)
= 3(-1) + 5
= 2
2) Ada dua cara juga untuk menentukan nilainya
a) Cara pertama
(g o f)(x) = g9f(x))
= g(3x + 5)
= 2(3x + 5) – 7
= 6x + 10 – 7
= 6x + 3
Dengan demikian, (g o f)(-2) = 6(-2) + 3= -9
b) Cara kedua
(g o f)(x) = g9f(-2))
= g(3(-2) + 5)
= g(-1)
= 2(-1) – 7
= - 9
Jadi, (g o f)(-2) = - 9
2. Sifat-Sifat Komposisi Fungsi
a. Komposisi fungsi tidak bersifat komutatif, yaitu
(f o g )(x) ≠ (g o f )(x)
Bukti :
Misalkan diketahui fungsi-fungsi
f(x) = 5x – 4
g(x) = 2x + 8
h(x) = x2
Komposisi fungsi f o g dan g o f dapat ditentukan di bawah ini .
a) (f o g )(x) = f(g(x))
= f(2x + 8)
= 5(2x + 8) – 4
= 10x + 36
b) (g o f )(x) = g(f(x))
= g(5x – 4)
= 2(5x – 4) + 8
= 10x – 8 + 8
=10x
Sehingga terbukti (f o g )(x) ≠ (g o f )(x)
b. Komposisi fungsi bersifat asosiatif, yaitu.
((g o h ) o f)(x) = (g o (h o f))(x)
Bukti :
f(x) = 2x + 1
g(x) = x2 – 6x + 7
h(x) = x - 2
Komposisi fungsi ((g o h ) o f)(x) dan (g o (h o f))(x) dapat ditentukan di bawah ini .
a) ((g o h ) o f)(x) = (( g (x – 2) o f)
= (((x-2)2 – 6(x-2) + 7) o f)
= ((x2-4x+4-6x+12+7) o f)
= (x2-10x+23) o f)
= (f(x))2-10 f(x)+23
= (2x+1)2 – 10(2x+1) + 23
= 4x2+4x+1-20x-10+23
= 4x2-16x+14
b) ((g o (h o f))(x) = (g o (h o f)(x)
= (g o (h(2x+1))
= (g o ((2x+1)-2)
= (g o (2x-1))
= (2x-1)2-6(2x-1)+7
= 4x2 -4x+1-12x+6+7
= 4x2-16x+14
Jadi ((g o h ) o f)(x) = (g o (h o f))(x)
c. Terdapat fungsi identitas I(x) = x sehingga (f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)
Bukti :
Misalkan f(x) = x2 -3x +2 dan I(x) = x
a) (f o I)(x) = f(I(x))
= f(x)
= x2 -3x +2
b) (I o f)(x) = I(f(x)
= I(x2 -3x +2)
= x2 -3x +2
Soal :
R. jika g(x) = x2 – 9 dan (g o f))(x)= 4x2 + 12x. tentukan f(x).® R dan g : R ®1) Diketahui fungsi f: R
Jawab :
Diketahui (g o f)(x)= 4x2 + 12x
(f(x))2 – 9 = 4x2 + 12x
(f(x))2 = 4x2 + 12x + 9
(f(x))2 = (2x + 3)2
F(x) = 2x + 3
Jadi f(x) = 2x + 3
R. jika g(x) = x + 2 dan (f o gf))(x)= 5x + 7, tentukan f(x).® R dan g : R ®2) Diketahui fungsi f: R
Jawab:
(f o gf))(x)= 5x + 7
f(g(x)) = 5x + 7
f(x + 2) = 5x + 7
Ada dua cara untuk menyelesaikan persamaan di atas
a) Cara satu :
f(x + 2) = 5x + 7
Pada ruas kanan harus terbentuk factor (x + 2) sehingga
f(x + 2) = 5x + 7
= 5(x + 2) – 10 + 7
= 5(x + 2) – 3
Karena f(x + 2) = 5(x +2) – 3 maka f(x) = 5x – 3.
Jadi, f(x) 5x – 3
b) Cara dua :
Perhatikan f(x +2) = 5x + 7.
Dari persamaan ini, variable ruas kanan adalah (x + 2), sedangkan variable ruas kanan adalah x. dengan demikian, (x + 2) bersesuaian dengan x.
x + 2 = x
x = x – 2
Jadi, (x + 2) di ruas kiri diubah menjadi x, sedangkan variable x di ruas kanan diubah menjadi x – 2. dengan demikian diperoleh :
f(x) = 5(x – 2) + 7
= 5x – 10 + 7
= 5x – 3
Jadi, f(x) = 5x – 3.
D. Fungsi Invers ( Notasinya f -1 )
f
A B
f
f -1
f -1(y) = x f(x) = x
A yang dinyatakan dengan® B } maka invers dari fungsi f adalah f -1: B Î A, y Î B dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan f = { (x, y) | x ®Jika fungsi f : A
AÎ B, y Îf -1 = { (x, y) | x
A jika dan hanya jika f merupakan fungsi bijektif (korespondensi satu-satu).® B memiliki fungsi invers (balikan) f -1 : B ®suatu fungsi f: A
Contoh :
B dengan A = {1, 3, 5} dan B = {2, 6, 8} dan f dinyatakan dengan pasangan beruurtan R= {(1, 2 ), (3, 6), (5, 8)}. Tentukan invers fungsi f dan selidikilah apakah invers fungsi f merupakan sebuah fungsi.®Diketahui fungsi invers f : A
Jawab :
A, yaitu f -1 = { (2,1), (6, 3), (8, 5)}. Dan tampak bahwa f -1 merupakan sebuah relasi yang merupakan fungsi.®Invers fungsi f adalah f -1 : B
1. Menentukan Invers Suatu Fungsi
Syaratnya fungsi tersebut bijektif
Langkah-langkahnya :
a) mengubah bentuk y = f(x) menjadi bentuk x = f(x), karena x = f -1(y) maka kita akan memperoleh bentuk f -1 (y) = f(y)
b) setelah memperoleh bentuk f -1 (y) = f(y), ganti variable y dengan variable x sehingga akan memperoleh f -1 (x) yagn sudah dalam variable.
Contoh :
Tentukan rumus invers dari fungsi-fungsi berikut ini .
a) f(x) = 5x + 2
b) f(x) =
Jawab :
a) y = f(x)
y = 5x +2
5x = y – 2
x =
f -1 =
Sehingga f -1 (x) =
b) f(x) =
y = f(x)
y =
xy + 3y = 3 – 4x
4x + xy = 3 – 3y
(4 + y) x = 3 – 3y
x =
f -1(y) =
f -1(x) =
2. Hubungan Invers dengan Komposisi Fungsi
Untuk mengetahui hubungan invers dengan komposisi fungsi, kita perhatikan uraian berikut :
a. f(x) = x + 5
Dapat kita tentukan invers dari fungsi f, yaitu ;
y = f(x)
y = x + 5
x = y – 5
f -1 (y) = y – 5
jadi, f -1 (x) = x – 5
1) (f o f -1 )(x) = f(f 1 (x)) = f(x-5) = (x-5) + 5 = x
2) (f -1 o f )(x) = f-1(f(x)) = f(x+5) = (x+5) – 5 = x
Dengan demikian, diperoleh :
(f o f -1 )(x) = (f -1 o f )(x) =x
b. f(x) = x2 + 6
y = f(x)
y = x2 + 6
x2 = y – 6
±x =
±f -1 =
6³ ; x ±f -1 (x) =
6³ , untuk x ± 6 maka f -1 (x) = ³Untuk domain f adalah x
Untuk domain f adalah x < 6. oleh karena itu ,³0 maka f -1 (x) = - , untuk x
1) (f o f -1 )(x) = f(f -1)(x)) = f( ) = ( )2 + 6 = (x – 6) + 6
2) (f -1 o f )(x) = f -1(f )(x)) = f -1(x2 +6) = ( ) = = x
Dengan demikian diperoleh,
(f o f -1 )(x) = (f -1 o f )(x) = x
Dari uraianb di atas, dapat dilihat bahwa komposisi fungsi dengan inversnya akan menghasilkan fungsi identities sehingga secara umum dituliskan sebagai berikut :
(f o f -1 )(x) = (f -1 o f )(x) = x = I(x)
3. Domain, Kodomain serta Grafik Fungsi dan Inversnya
Untuk menentukan domain, kodomain dan grafik fungsi inversnya, kita lihat contoh berikut.
Diketahui fungsi f(x) = 2x + 6. tentukan
a. Carilah f -1
b. Tentukan domain dan kodomain fungsi f agar f(x) mempunyai fungsi invers
Jawab.
a. f(x) = 2x + 6
misalkan y = f(x). dengan demikian,
y = 2x +6
2x = y – 6
x = ½ y – 3
f -1 (y) = ½ y – 3, jadi f -1 (x) = ½ x – 3
y
R}. karena domain dari f -1 (x) merupakan kodomain fungsi f maka kodomain f agar mempunyai fungsi invers adalah himpunan bilangan real. Digambarkan dalam bidang Cartesius :Îb. Domain untuk f adalah semua himpunan bilangan real atau Df = {x | x
y
6
f(x) = 2x + 6 y = x
-3 0 6 x
-3 f -1(x) = ½ x – 3
E. Invers Fungsi Komposisi
Misalkan f dan g merupakan fungsi maka komposisi fungsi-fungsi itu adalah (f o g)(x) = f(g(x)) dan (g o f)(x) = g(f(x)).
Invers dari komposisi didefinisikan sebagai berikut.
Jika u dan v merupakan komposisi dari fungsi f dan g, yaitu u = f o g dan v = g o f, invers dari fungsi u dan v merupakan komposisi dari invers f dan g yang ditulis
u -1 = (f o g) -1 = g -1 o f -1
v -1 = (g o f) -1 = f -1 o g -1
Lihat diagram panah berikut,
f o g
g f
g -1 f -1
g -1 o f -1
f -1 o g -1
Dari diagram di atas tampak bahwa invers dari fungsi komposisi f o g, yaitu
(f o g) -1 diperoleh dengan memetakan c ke b oleh f -1 , kemudian dilanjutkan dengan memetakan b ke a oleh g -1 . dengan demikian, dapat dituliskan sebagai berikut.
(f o g) -1 (x) = (g -1 o f -1)(x)
Dengan cara yang sama, dapat kita peroleh invers fungsi komposisi g o f, yaitu,
(g o f) -1 (x) =( f -1 o g -1)(x)
Contoh :
Diberikan fungsi f dan g, yaitu f(x) = 5x +8 dan g(x) = x – 5.
a. tentukan (f o g) -1(x)
b. tentukan (g o f) -1(x)
c. apakah (f o g) -1(0) = (g o f) -1(0)
Jawab :
Ada dua cara untuk menentukan invers fungsi komposisi ini.
a. Cara 1 :
(f o g)(x) = f(g(x))
= f(x – 5)
=5(x – 5) + 8
= 5x – 17
(f o g) -1(x) dapat ditentukan sebagai berikut.
Misalkan (f o g)(x) = y
y = (f o g)(x)
y = 5x – 17
x =
(f o g) -1(y) =
(f o g) -1(x) =
Jadi, fungsi invers dari (f o g)(x) adalah (f o g) -1(x) =
Cara 2 :
Kita tentukan dulu f -1 (x) dan g -1 (x).
Misalkan y = f(x)
y = f(x)
y = 5x + 8
5x = y – 8
x =
f -1 (y) =
f -1 (x) =
misalkan y = g(x)
y = g(x)
y = x – 5
x = y + 5
g -1 (y) = y + 5
g -1 (x) = x + 5
dengan demikian, kita dapat menentukan invers dari f o g sebagaiberikut.
(f o g) -1(x) = (g -1 o f -1) (x)
= g -1 o( f -1(x))
= g -1 ( )
= + 5
=
Jadi, fungsi invers dari (f o g) -1(x) =
b. Cara 1 :
(g o f)(x) = g(f(x))
= g(5x + 8) – 5
= 5x + 3
(g o f) -1(x) dapat kita peroleh dengan memisalkan y = (g o f)(x)
y = (g o f)(x)
y = 5x +3
x =
(g o f) -1(y) =
(g o f) -1(x) =
jadi, fungsi invers dari (g o f)(x) adalah (g o f) -1(x) =
Cara 2 :
Dari jawaban a, diperoleh f -1 (x) = dan g -1 (x) = x + 5. dengan demikian diperoleh :
(g o f) -1 = (f -1 o g -1)(x)
= f -1( g -1 (x))
= f -1( x + 5)
=
=
Jadi, fungsi invers dari (g o f)(x) adalah (g o f) -1 =
c. Dari jawaban b, diperoleh
(g o f) -1(0) =
=
(f o g) -1(0) =
=
Jadi, (g o f) -1(0 ) ≠ (f o g) -1(0)
HIMPUNAN
• Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
• Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
Notasi Himpunan
Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai.
Notasi Contoh
Himpunan Huruf besar S
Elemen himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf) a
Kelas Huruf tulisan tangan
Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.
Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks
Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:
Simbol Arti
{} atau
Himpunan kosong
Operasi gabungan dua himpunan
Operasi irisan dua himpunan
, , ,
Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati
AC Komplemen
Himpunan kuasa
Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:
Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis.
Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpuan tersebut.
Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks.
a) Subhimpunan
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang elemen-elemennya adalah diambil dari himpunan tersebut.
{apel, jeruk}
{jeruk, pisang}
{apel, mangga, pisang}
Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai subhimpunan atau himpunan bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan:
B adalah himpunan bagian dari A jika setiap elemen B juga terdapat dalam A.
Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka juga subhimpunan dari A.
Untuk sembarang himpunan A,
Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri.
Untuk sembarang himpunan A,
Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai subhimpunannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya.
Subhimpunan sejati dari A menunjuk pada subhimpunan dari A, tetapi tidak mencakup A sendiri.
b) Superhimpunan
Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang mencakup himpunan tersebut.
2) Cara Penyajian Himpunan
a. Enumerasi
Contoh 1:
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
Keanggotaan
A : x merupakan anggota himpunan A;Îx
A : x bukan merupakan anggota himpunan A.Ïx
Contoh 2:
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3 * A
5 * B
RÎ{a, b, c}
RÏc
KÎ{}
RÏ{}
Contoh 3. Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}}, maka
P1Îa
P2Ïa
P2ÎP1
P3ÏP1
P3ÎP2
b. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
• Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
c. Notasi Pembentuk Himpunan
syarat yang harus dipenuhi oleh x }úNotasi: { x
Contoh 1.
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau
A = { x | x * P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}
d. Diagram Venn
Contoh 2.
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
3) Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen himpunan {apel,jeruk,mangga,pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} juga memiliki elemen sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat fungsi yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.
• Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
êA ê• Notasi: n(A) atau
Contoh :
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },
= 8½B½atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka
= 5½T½(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka
1) Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan , yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas .
Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh .
2) Himpunan Non-Denumerabel
Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal.
Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah .
4) Himpunan Kosong
• Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
atau {}Æ• Notasi :
Contoh :
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0
}Æ• himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {
}}Æ, {Æ• himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {
} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.Æ• {
5) Himpunan Bagian (Subset)
• Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B.
• Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
BÍ• Notasi: A
• Diagram Venn:
Contoh :
{1, 2, 3, 4, 5}Í(i) { 1, 2, 3}
{1, 2, 3}Í(ii) {1, 2, 3}
(iii) N * Z * R * C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 0 } dan³, y ³4, x
B = { (x, y) | 2x + y < 0 }, maka B * A.³ 0 dan y ³4, x
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A * A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( * * A).
CÍ C, maka A Í B dan B Í(c) Jika A
• * * A dan A * A, maka * dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.
adalah improper subset dari A.ÆContoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan
BÌ B berbeda dengan A Í• A
B.¹ B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A Ì(i) A
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3}
B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.Í(ii) A
6) Himpunan yang Sama
• A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
B.¹• A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A
AÍ B dan B Í A «• Notasi : A = B
Contoh :
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
B¹(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
7) Himpunan yang Ekivalen
• Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
½B½ = ½A½ «• Notasi : A ~ B
Contoh :
= 4½B½ = ½A½Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab
8) Himpunan Saling Lepas
• Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
• Notasi : A // B
• Diagram Venn:
Contoh:
Jika A = { x | x * P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
9) Himpunan Kuasa
• Himpunan Kuasa (Power set ) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A.termasuk himpunan kosong dan himpunan A
• Notasi : P(A) atau 2A
= 2m.½P(A)½ = m, maka ½A½• Jika
Contoh 1:
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { *, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh 2:
}}.Æ, {Æ}) = {Æ} adalah P({Æ}, dan himpunan kuasa dari himpunan {Æ) = {ÆHimpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P(
10) Operasi Terhadap Himpunan
a. Irisan (intersection)
B }Î A dan x Î x | B = { x Ç• Notasi : A
Contoh :
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
B = {4, 10}Çmaka A
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A * B = *.
Artinya: A // B
b. Gabungan (union)
B }Î A atau x Î x | B = { x È• Notasi : A
Contoh :
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A * B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A * * = A
c. Komplemen (complement)
A }Ï U, x Î x |• Notasi : = { x
Contoh 1:
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka = {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2 * P, x < 9 }, maka = { 1, 3, 5, 7, 9 }
Contoh 2 : Misalkan;
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
B)È (A Ç B) atau E Ç (E È A) Ç (E à(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri”
DÇ C Ç A à(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta”
à(iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta”
d. Selisih (difference)
Ç B } = A Ï A dan x Î x |• Notasi : A – B = { x
Contoh :
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = *
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
B)È B = (A Å• Notasi: A (B – A)È B) = (A – B) Ç– (A
Contoh 1:
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A * B = { 3, 4, 5, 6 }
Contoh 2 : Misalkan;
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
QÇ(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P
QÅ(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P
Q)È(iii) “Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P
TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
A (hukum komutatif)Å B = B Å(a) A
C ) (hukum asosiatif)Å (B Å C = A Å B ) Å(b) (A
f. Perkalian Kartesian (cartesian product)
B }Î A dan b Î a ½ B = {(a, b) ´• Notasi: A
Contoh 1:
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }´C
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
B = himpunan semua titik di bidang datar´A
Catatan:
.½B½ . ½A½ = ½ B´A ½1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
(b, a).¹2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b)
A dengan syarat A atau B tidak kosong.´ B ¹ B ´3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A
D.´ C ¹ C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } ´Pada Contoh 20(i) di atas, D
Æ A = ´ B = B ´, maka A Æ atau B = Æ4. Jika A =
Contoh 2 : Misalkan;
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas?
Jawab:
3 = 12 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.× = 4 ½B½×½A½ = ½ B´A ½
Contoh 3: Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P(Æ) (b) Æ ´ P(Æ) (c) {Æ}´ P(Æ) (d) P(P({3}))
Penyelesaian:
(a) P(Æ) = {Æ}
(b) Æ ´ P(Æ) = Æ (ket: jika A = Æ atau B = Æ maka A ´ B = Æ)
(c) {Æ}´ P(Æ) = {Æ}´ {Æ} = {(Æ,Æ))
P(P({3})) = P({ Æ, {3} }) = {Æ, {Æ}, {{3}}, {Æ, {3}} }
g. Representasi Biner
Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing elemen S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa elemen tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa elemen tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:
Himpunan Representasi Biner
---------------------------- -------------------
a b c d e f g
S = { a, b, c, d, e, f, g } --> 1 1 1 1 1 1 1
A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0
B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0
Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi himpunan, seperti union, interseksi, dan komplemen, karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya.
Operasi gabungan setara dengan A or B
Operasi irisan setara dengan A and B
Operasi komplemen AC setara dengan not A
Jumat, 29 Juli 2011
ATLAS PENCIPTAAN DAN PAMERAN FOSIL
ATLAS PENCIPTAAN DAN PAMERAN FOSIL MENYEBABKAN KEPANIKAN DI PRANCIS DAN TURKI
Pameran fosil yang berlanjut dengan kecepatan penuh di seluruh wilayah Turki tampak menyebabkan kegelisahan mendalam dan kepanikan di kalangan lingkaran media tertentu. Tidak mampu menyodorkan bukti apa pun yang membantahnya dan dilanda kepanikan karena dihadapkan perkembangan ini, kalangan tersebut mengambil langkah pelarangan dan penghalangan. Namun, menerbitkan laporan yang ditujukan dalam rangka penghentian pameran fosil dan pelarangan buku Atlas Penciptaan tidak dapat menghentikan runtuhnya Darwinisme.
Yang seharusnya dilakukan media Darwinis adalah menampilkan fosil-fosil bentuk peralihan yang menunjukkan bukti evolusi, daripada mencoba menutupi temuan-temuan ilmiah tersebut. Namun tak satu fosil bentuk peralihan pun telah ditemukan hingga kini, dan tidaklah mungkin fosil itu akan ditemukan di masa mendatang. Sungguh, semua tantangan kami kepada para evolusionis agar mereka memamerkan bentuk-bentuk peralihan mana pun yang mungkin mereka miliki tidak pernah dipenuhi, dan kaum Darwinis menjadi bungkam di hadapan temuan-temuan fosil yang membuktikan fakta Penciptaan.
Mereka yang berusaha menghentikan pameran fosil tidak sadar bahwa terdapat jutaan fosil di bawah bangunan-bangunan tempat fosil-fosil ini dipamerkan dan di bawah jalan-jalan yang mereka lalui untuk meliput masalah ini, dan bahwa masing-masing dari fosil ini mengarahkan kepada Penciptaan. Di daerah mana pun di Anatolia dilakukan penggalian, atau di kota mana pun di Marmara, atau di distrik mana pun di Istanbul, tidak peduli jalan mana yang digali, jutaan fosil yang keberadaannya membuat orang-orang ini sedemikian ketakuan akan ditemukan. Hanya beberapa contoh, seperti fosil ikan berumur 15 juta tahun ditemukan selama penggalian sebuah sumur di Feke, Adana; fosil gajah, kambing dan kuda nil berumur 10-8 juta tahun, ditemukan di Nevshir; fosil ikan gurami berumur 15 juta tahun ditemukan di penambangan batu di Silifke, Mersin; atau fosil gajah, rusa, badak, jerapah, kambing dan beruang ditemukan di Kokluce, Sivas merupakan bukti berlimpahnya jumlah fosil yang membuktikan Penciptaan yang ada di perut bumi.
Menyebarluaskan liputan berjudul “Tutup pameran-pameran ini!” atau “Larang buku ini!” dan menggunakannya untuk ditanamkan ke dalam pikiran masyarakat umum, padahal bumi yang mereka injak dipenuhi fosil yang membuktikan fakta Penciptaan, menunjukkan kesulitan mengenaskan yang kini dialami sendiri oleh kaum Darwinis.
Hanya fosil-fosil yang benar-benar telah membatu yang ditampilkan pada pameran ini, dan di bawahnya ditulis kata-kata “fosil ini tetap tidak berubah selama ratusan juta tahun.” Fosil-fosil tersebut sama persis dengan spesimen masa kini, dan masyarakat umum dapat memahami hal ini dengan mudah tanpa perlu penjelasan lebih dalam. Jutaan fosil, seperti laba-laba berumur 125 juta tahun, buaya berumur 100 juta tahun, udang berumur 95 juta tahun, semut berumur 45 juta tahun, pakis berumur 300 juta tahun, daun tumbuhan Willow berumur 50 juta tahun atau tengkorak hyena berumur 80 juta tahun memberitahu kita “kami tidak pernah berevolusi, kami diciptakan.” Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa teori evolusi adalah sebuah mitos, tanpa perlu penjabaran tambahan apa pun. Siapa pun yang berpikir lurus dengan daya pemahaman dapat dengan mudah memahami ini. Sekali mereka melihat bukti-bukti yang terlampau jelas dan nyata ini, masyarakat tidak akan tersesatkan lagi oleh penipuan Darwinisme.
Bertahun-tahun, Darwinisme benar-benar telah memiliki pengaruh hipnotis pada masyarakat dan menanamkan ke dalam pikiran mereka sebuah kebohongan besar. Namun sekarang tiada guna lagi bagi media evolusionis melanjutkan kebohongan ini dengan cara yang begitu menyedihkan. Sebagaimana ratusan ribu orang yang telah melihat dan menerima fakta-fakta yang sebenarnya, mereka juga wajib mengakui bahwa mereka telah “dibohongi” dan sadar bahwa tidaklah pernah terlambat untuk memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan.
Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Darwinisme di Turki terus berkurang setiap harinya. Pada awal 1980-an, jumlah orang yang tidak percaya pada evolusi sekitar 30 – 40%, namun sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada 2006 menunjukkan bahwa 75% rakyat Turki tidak lagi percaya pada teori evolusi. Menurut jajak pendapat terakhir oleh Yayasan Pengkajian Ekonomi dan Sosial Turki (TESEV), 87,4% rakyat Turki percaya bahwa “Tuhan menciptakan manusia.”
Perkembangan serupa terjadi di Prancis, di mana orang-orang dikejutkan dengan fakta-fakta ilmiah yang mereka saksikan pada Atlas Penciptaan. Jika jajak pendapat dilakukan tahun depan, maka akan tampak perbedaan besar antara jumlah orang di Prancis yang mempercayai teori evolusi tahun lalu dan tahun depan. Jika ditanyai tahun depan, sejumlah besar masyarakat Prancis akan mengatakan bahwa mereka tidak percaya pada Darwinisme. Dan tidak hanya di Prancis; orang-orang di Italia, Inggris, Jerman, Swis, Denmark dan Belgia, singkatnya, orang-orang di seluruh dunia, akan menyaksikan fakta-fakta tersebut dan dengan segera terbebaskan dari sihir Darwinisme. Matahari yang akan menerangi seluruh dunia telah lahir.
Formula Darwinisme yang Tidak Rasional, Tidak Logis dan Tidak Ilmiah
Pada kenyataannya, pernyataan mendasar Darwinisme sepenuhnya tidaklah ilmiah, dan ketiadaan nalarnya sedemikian jelas sehingga anak usia sekolah dasar pun dapat melihatnya. Menurut Darwinisme, dengan cara yang tidak dapat dijelaskan, sel pertama diduga terbentuk di lingkungan zaman purba bumi, dalam sebuah genangan air berlumpur. Dan dari sel tunggal itu, serangkaian kejadian kebetulan tanpa akhir benar-benar memunculkan hewan, tumbuhan, manusia dan peradaban. Dengan kata lain, seluruh umat manusia, dan juga seluruh kerajaan tumbuhan dan hewan, diyakini sebagai hasil karya lumpur berkadar tepat, waktu yang lama dan berlimpah kejadian kebetulan.
Menurut kaum Darwinis, yang menderita kekurangan nalar yang jelas, bahan-bahan tadi, yang masing-masingnya tidak berkesadaran, memunculkan manusia yang memiliki akal dan kesadaran, yang berpikir, mencintai, merasa kasihan, memiliki penilaian bijaksana, menghasilkan lukisan dan patung, menggubah simponi, menulis buku cerita, membangun pencakar langit, membangun reaktor nuklir, menemukan penyebab penyakit dan meramu obat untuk mengobatinya, atau berpolitik. Mereka menyatakan bahwa ketika waktu yang cukup telah terlewati, singa, harimau, kelinci, rusa, gajah, kucing, anjing, ngengat, lalat, buaya dan burung semuanya berevolusi secara kebetulan dari air berlumpur. Semua jenis buah-buahan dan sayur-mayur, dengan rasa dan aromanya yang khas – jeruk, strawberi, pisang, apel, anggur, tomat, lada – bunga dengan bentuk yang tiada bandingannya dan tetumbuhan lain kesemuanya muncul dari lumpur yang sama.
Singkatnya, sejak zaman Darwin, tak terhitung tulisan, karya tulis ilmiah, film, laporan surat kabar, artikel majalah dan acara televisi telah mengulang-ulang cerita evolusionis bahwa semua bentuk kehidupan muncul secara kebetulan dari lumpur. Dengan kata lain, jika Anda bertanya pada seorang Darwinis “Bagaimana peradaban kita muncul?” atau, “Bagaimana begitu banyak bentuk kehidupan muncul menjadi ada?” atau, “Bagaimana manusia menjadi ada?” Inti jawaban yang akan Anda terima adalah ini: Kejadian-kejadian kebetulan memunculkan semua hal tersebut dari lumpur, seiring berjalannya waktu.
Tak diragukan, seseorang mestilah tidak berakal atau tidak memiliki sarana pemahaman apa pun untuk mempercayai dongeng semacam itu. Namun anehnya, teori yang sangat tidak masuk akal dan bertentangan dengan nalar itu memiliki pengikut selama bertahun-tahun dan masih terus disebarluaskan dengan bungkus ilmiah.
Darwin Sendiri Menyatakan bahwa Tidak Ada Fosil Bentuk Peralihan
1. Dalam bab “Kesulitan Pada Teori” dari bukunya, Darwin menulis:
“… Mengapa, jika spesies-spesies telah diturunkan dari spesies lain melalui perubahan halus bertahap, tidak kita saksikan di mana pun bentuk-bentuk peralihan yang tak terhitung? Mengapa seluruh makhluk hidup tidaklah membingungkan tapi malah berwujud spesies, seperti yang kita lihat, yang terpisahkan dengan baik? … Tetapi, karena menurut teori ini bentuk peralihan yang tak terhitung haruslah pernah ada, mengapa kita tidak menemukannya terpendam dalam jumlah tak terhitung dalam kerak bumi? …Lalu kenapa tidak setiap bentukan geologis dan setiap lapisan dipenuhi rantai-rantai peralihan semacam itu? Geologi sudah pasti tidak menyingkap rantai kehidupan apa pun yang berubah secara halus bertahap semacam itu; dan ini, mungkin, adalah keberatan paling jelas dan berat yang dapat dikemukakan untuk melawan teori saya.” (Charles Darwin, The Origin of Species, hal. 172)
2. Walaupun seorang evolusionis, profesor Steven M. Stanley dari Universitas John Hopkins, mengakui fakta tentang catatan fosil, dengan mengatakan:
“Catatan fosil yang diketahui tidaklah, dan tidak pernah, sesuai dengan teori perubahan bertahap… sebagaimana ditulis baru-baru ini oleh sejarawan biologi William Coleman, ‘Sebagian besar pakar fosil merasa bukti-bukti mereka semata-mata bertentangan dengan penekanan Darwin pada perubahan-perubahan teramat kecil, lambat dan terkumpul yang mengarah pada perubahan spesies.’ …kisah mereka telah disembunyikan.” (S. M. Stanley, The New Evolutionary Timetable: Fossils, Genes, and the Origin of Species, Basic Books Inc. Publishers, N.Y., 1981, hal. 71)
3. Pakar fosil Niles Edredge dan antropolog Ian Tattersall, dari Museum Sejarah Alam Amerika, menyatakan bahwa catatan fosil sudah cukup memberikan pemahaman tentang sejarah kehidupan dan bahwa hal itu sama sekali tidak mendukung teori evolusi:
“Bahwa masing-masing jenis fosil diakui tetaplah sama di sepanjang masa keberadaan mereka dalam catatan fosil telah diketahui para ahli fosil jauh sebelum Darwin menerbitkan bukunya. Darwin sendiri, …meramalkan bahwa ilmuwan-fosil generasi mendatang akan mengisi celah ini dengan pencarian yang tekun… Penelitian tentang fosil seratus dua puluh tahun kemudian, telah terlampau jelas bahwa catatan fosil tidak akan membenarkan ramalan Darwin tentang masalah ini. Permasalahan ini bukan pula karena catatan yang sangat tidak lengkap. Catatan fosil sekedar menunjukkan bahwa ramalan ini salah.” (N. Eldredge and I. Tattersall, The Myths of Human Evolution, Columbia University Press, 1982, hal. 45-46)
4. Profesor paleontologi dari Universitas Glasgow, T. Neville George mengakui hal ini bertahun-tahun silam:
“Tidak perlu lagi meminta maaf atas miskinnya catatan fosil. Dalam beberapa hal [catatan fosil] sudah berlimpah hingga hampir susah disusun, dan penemuan melampaui penyusunan… Walaupun begitu, catatan fosil sebagian besarnya masih tersusun atas celah-celah. “(T. N. George, “Fossils in Evolutionary Perspective,” Science Progress, Vol. 48, Januari 1960, hal. 1)
5. Kapan pun catatan fosil disebutkan, sebagian besar orang membuat kesan bahwa terdapat kaitan positif antara catatan fosil dan teori Darwin. Kesalahan ini dibahas dalam sebuah tulisan dalam jurnal Science:
“Sejumlah besar ilmuwan yang terlatih-baik di luar bidang biologi evolusi dan paleontologi sayangnya telah berpikiran bahwa catatan fosil lebih bersifat Darwinis dari pada yang sebenarnya… Di tahun-tahun setelah Darwin, para pembelanya berharap menemukan perkembangan yang dapat diperkirakan. Secara umum, ini masih belum ditemukan namun harapan tersebut telah tetap bertahan, dan sejumlah khayalan murni telah merasuki buku-buku pelajaran.” (Science, 17Juli 1981, hal. 289)
6. Sebagaimana diamati oleh Edmund J. Ambrose, profesor emeritus biologi sel pada Universitas London:
“Pada tahap sekrang dari penelitian geologis, kita harus mengakui bahwa tidak ada sesuatu pun dalam catatan geologis yang bertentangan dengan pandangan para penganut penciptaan konservatif, bahwa Tuhan telah menciptakan tiap-tiap spesies secara terpisah…” (Edmund J. Ambrose, The Nature and Origin of the Biological World, John Wiley & Sons, 1982, hal. 164)
Karya Besar Yang Telah Mengguncang Prancis
Jilid pertama dari tujuh jilid yang direncanakan dari buku Atlas Penciptaan, yang tersusun dari 5.600 halaman dan sekitar 11.000 gambar, telah mengejutkan Prancis.
Karya raksasa setebal 764 halaman ini, satu-satunya di dunia dengan ukuran 28 x 38 sentimeter dan dicetak dengan mutu pengerjaan prima, menampilkan ratusan fosil, masing-masing membantah teori evolusi dan berisi pengetahuan paling meyakinkan tentang keruntuhan Darwinisme. Dengan gambar hologram asli pada sampulnya, sekitar 1.500 gambar dan foto berwarna pada kertas mengkilat, buku tersebut luar biasa dalam penampakan fisiknya. Selain itu, karya penting ini dilengkapi dengan VCD dokumenter Fossils Have Discredited Evolution (Fosil MembantahEvolusi). . . Anda dapat membeli buku ini langsung dari Global Publishing, atau membacanya secara gratis melalui Internet.
UNTUK MENYAKSIKAN BETAPA SESUNGGUHNYA TEORI EVOLUSI ADALAH SEBUAH KEBOHONGAN, ANDA HARUS MEMBACA BUKU-BUKU KARYA HARUN YAHYA (ADNAN OKTAR) INI!
Dengan nama pena Harun Yahya, Adnan Oktar telah menulis sekitar 250 buku, yang keseluruhannya mencapai 46.000 halaman, dan memuat sekitar 31.500 gambar. Sekitar 7.000 dari keseluruhan halaman ini—dan 6.000 dari keseluruhan gambar tersebut—mengulas tentang keruntuhan Teori Evolusi.
Keruntuhan Teori Evolusi* . . . Kebohongan Sejarah: Zaman Batu . . . Darwinisme Terbantahkan* . . . Suatu Ketika Di Masa Lalu Terdapat Darwinisme . . . Keruntuhan Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan* . . . Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme* . . . Sel dalam 40 Topik . . . Mantra Hitam Darwinisme . . . Keruntuhan Teori Evolusi dalam 50 Topik . . . Desain Sempurna di Alam Semesta Bukanlah Karena Kebetulan . . . Senjata Sosial Darwinisme . . . Mengapa Darwinisme Bertentangan dengan Al Qur'an* . . . Kekeliruan Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan Amerika . . . Keajaiban Ciptaan Allah* . . . Fasisme: Ideologi Berdarah Darwinisme . . . Menyibak Tabir Teori Evolusi* . . . Jawaban Pasti terhadap Propaganda Evolusionis . . . Agama Darwinisme . . . Bagaimana Fosil-Fosil Membantah Evolusi . . . Atlas Penciptaan (*Tersedia dalam bahasa Indonesia.)
Anda dapat membaca buku-buku karya Adnan Oktar (yang menulis dengan nama pena Harun Yahya) secara gratis di situs internet berikut: www.harunyahya.com/indo (bahasa Indonesia), www.harunyahya.com dan www.harunyahya.net. Atau selain itu Anda dapat memesannya dalam bentuk cetak di www.bookglobal.net.